Jurnal5.com
Selasa, 18 Maret 2025, Maret 18, 2025 WIB
Last Updated 2025-03-18T12:29:18Z
Politik

RPJMD merupakan dokumen strategis yang menjadi kompas yang mengarahkan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat.

Advertisement

 


Laporan. : Budi Panca 




Cianjur Jurnal5.Com//- Wakil Ketua DPRD Cianjur Lepi Ali Firmansyah mewakili DPRD Kabupaten Cianjur menyampaikan pidato dalam acara forum Konsultasi Publik Penyempurnaan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2025-2029. 

Sebagaimana diketahui Cianjur telah berhasil melaksanakan suksesi kepemimpinan melalui Pilkada Tahun 2024. Bupati dan Wakil Bupati terpilih selanjutnya perlu melegitimasi dan mengimplementasikan visi, misi dan janji politiknya kedalam dokumen perencanaan pembangunan yaitu melalui RPJMD tahun 2025-2029.

Kang Lepi sapaan akrab Wakil Ketua DPRD Cianjur menegaskan, bahwa RPJMD merupakan dokumen strategis yang menjadi kompas yang mengarahkan pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat. 

Di bawah kepemimpinan baru Bupati dan Wakil Bupati, pembangunan harus dilakukan dengan kesungguhan, memastikan keadilan, kemakmuran, dan kemajuan yang berkelanjutan bagi seluruh warga Cianjur," katanya. 

Kang Lepi menyoroti dua aspek penting, yaitu Fokus RPJMD perlu diorientasikan pada dimensi pembangunan ekonomi dan dimensi kesejahteraan sosial. Dalam dimensi pembangunan ekonomi, Kang Lepi menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas, efisiensi, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. 

"Saat ini, struktur ekonomi Kabupaten Cianjur masih didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan yang memberikan kontribusi sebesar 32,3 persen," ujarnya. 

Sementara itu, sektor industri pengolahan hanya menyumbang 7,9 persen, dan sektor pariwisata serta akomodasi sebesar 5,3 persen. Selain pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan juga menjadi isu yang harus mendapat perhatian serius.

Pendapatan per kapita masyarakat Cianjur saat ini masih berada di angka Rp22,8 juta, jauh tertinggal dibandingkan dengan rata-rata Jawa Barat sebesar Rp49 juta dan rata-rata nasional sebesar Rp79 juta. 

Kang Lepi juga menyoroti menyampaikan tantangan lainnya kedepan terletak pada daya tarik investasi di Kabupaten Cianjur. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa Jawa Barat berhasil menarik investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) sebesar Rp251 triliun, namun Kabupaten Cianjur hanya memperoleh Rp0,5 triliun. 

"Itu menunjukkan bahwa perlu ada strategi yang lebih agresif dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kepastian hukum, serta mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang agar Cianjur dapat bersaing dengan daerah lain dalam menarik investor," kata Kang Lepi yang juga Ketua DPC PKB Cianjur. 

Selain ekonomi, dimensi kesejahteraan sosial juga menjadi perhatian utama dalam RPJMD. Kang Lepi menyoroti bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Cianjur masih menghadapi tantangan besar. Rata-rata lama sekolah (RLS) masyarakat Cianjur masih 7,22 tahun, jauh dari harapan lama sekolah yang idealnya mencapai 12,3 tahun. 

Partisipasi pendidikan usia dini baru mencapai 43,99 persen, sementara angka partisipasi sekolah pada jenjang 12-15 tahun hanya 77,13 persen dan pada jenjang 16-18 tahun hanya 68,83 persen. 

"Itu menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak di Cianjur yang belum mendapatkan akses pendidikan yang memadai, yang tentunya berimplikasi pada kualitas SDM di masa depan," katanya. 

Persoalan kemiskinan dan pengangguran, lanjut Kang Lepi, juga masih menghantui Kabupaten Cianjur. Saat ini, angka kemiskinan mencapai 10,22 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Jawa Barat dan nasional. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka berada di angka 7,71 persen, menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan masih menjadi tantangan bagi masyarakat. 

"Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan yang mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas serta memberdayakan sektor-sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja lokal," katanya. 

Lepi menambahkan, di bidang infrastruktur, tantangan besar masih dihadapi dalam hal perbaikan jalan, jembatan, irigasi, serta penyediaan jaringan air bersih. 

"Infrastruktur yang memadai merupakan tulang punggung pembangunan daerah, karena tanpa konektivitas yang baik, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan sulit dicapai," ujarnya. 

Kang Lepi mengharapkan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah, DPRD, dunia usaha, serta masyarakat, Kang Lepi optimis bahwa pembangunan Kabupaten Cianjur dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat. 

"Semangat gotong royong dan komitmen bersama akan menjadi modal utama dalam mewujudkan Cianjur yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan," pungkasnya