Jurnal5.com
Selasa, 20 Agustus 2024, Agustus 20, 2024 WIB
Last Updated 2024-08-20T13:58:48Z
Ragam

Terus Berupaya Pemberantasan Kusta, Pemkab Indramayu Adakan Lokakarya Perencanaan Pembangunan

Advertisement

Jurnal5.com - Indramayu, Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Yayasan NLR Indonesia mengadakan Lokakarya Perencanaan Pembangunan yang Berperspektif Kusta.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni Senin-Selasa, 19-20 Agustus 2024, di Hotel Prima Indramayu. Lokakarya ini dilaksanakan secara tatap muka untuk mendapatkan peran serta aktif dari peserta yang hadir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan melalui Plt. Kepala Bidang P2P Dinkes Indramayu, Titin Ning Prihatini, menyatakan bahwa penyakit kusta dapat diobati. Dia menekankan bahwa kusta bukanlah virus yang menyerang secara cepat dan mematikan, melainkan penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.

Titin menegaskan, Bupati Indramayu Nina Agustina telah menyediakan fasilitas Universal Health Coverage (UHC) bagi masyarakat Indramayu. Pasien kusta yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dapat memanfaatkan layanan ini melalui SKTM dan BPJS.

“Masyarakat harus segera memanfaatkan obat kusta yang tersedia gratis di Puskesmas. Pemeriksaannya juga gratis,” kata Titin.

Titin juga menekankan pentingnya asupan gizi dan menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan mengapresiasi para pionir dan kader pemberantasan kusta di Indramayu.

“Kusta bukanlah masalah besar jika diobati. Saya berharap tingkat penyakit kusta di Kabupaten Indramayu dan Jawa Barat akan menurun,” harapnya.

Lokakarya ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan dalam mengintegrasikan orang yang pernah mengalami kusta ke dalam rencana dan anggaran pembangunan dari tingkat kabupaten hingga desa. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan pemahaman tentang kusta bagi SPI, Pemdes, dan Organisasi Pemerintah Desa (OPD).

Lokakarya ini juga bertujuan membangun kemitraan antara pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, komunitas penderita kusta, dan sektor swasta untuk mendukung eliminasi dan inklusi orang yang pernah mengalami kusta.

Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu merumuskan kebijakan dan strategi yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah untuk mendukung penderita kusta dalam rencana pembangunan. Terakhir, lokakarya ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan OYPMK terkait dengan penganggaran dan perencanaan pembangunan.

Diketahui, pada hari pertama, peserta lokakarya terdiri dari perwakilan SPI dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dari 10 Puskesmas dengan narasumber dari DPMD dan NLR. Sedangkan pada hari kedua, peserta terdiri dari perwakilan SPI dan OYPMK dari 10 Puskesmas, perwakilan pemerintah desa, dan perwakilan lintas sektor terkait dengan narasumber dari NLR, Dinkes, Bappeda, dan SPI.

Peserta yang hadir berasal dari Desa Pranggong (Puskesmas Cidempet), Desa Larangan (Puskesmas Kiajaran Wetan), Desa Karangampel (Puskesmas Karangampel), Desa Sukagumiwang (Kecamatan Sukagumiwang), Desa Krasak (Puskesmas Jatisawit), Desa Karanggetas (Puskesmas Bangodua), Desa Karangasem (Puskesmas Terisi), Desa Mekarjati (Puskesmas Haurgeulis), Desa Rambatan Kulon (Puskesmas Lohbener), dan Desa Kaplongan Lor (Puskesmas Kaplongan). (WN)